Ketika aku Ingin Menjadi Residen


16 Sep 2020, 15:59 Harry Ridwan Dibaca : 522


 Menjadi seorang dokter merupakan dambaan dari banyak orang, begitupula menjadi residen merupakan dambaan dari banyak dokter. Saat itu di tahun 2007, pendidikan dokter selama 6 tahun telah tuntas. Awalnya memang suatu kebanggaan tersendiri untuk berhasil menjadi dokter dan dapat mempraktekan ilmu yang didapat untuk meringankan beban orang yang sakit. Seusai lulus aku langsung bergabung dengan salah satu RS Swasta yang cukup ternama di Surabaya. Di sana banyak sekali pengalaman yang didapat dengan berbagai macam kasus yang ada, tetapi kemudian saya tetap memutuskan untuk berangkat mengabdi ke daerah terpencil di Kalimantan Selatan. Di saat-saat itulah aku sering merasakan rasanya bekerja seorang diri menangani berbagai macam kasus, dan tidak bisa “konsul” dengan mudah seperti sebelumnya. Walau dengan hanya mengandalkan fasilitas seadanya, kami tetap berusaha sebaik mungkin, namun seringkali saya merasakan tidak berdaya dan menyadari ilmu yang dimiliki ternyata masih sangat kurang. Oleh karena itu, mulai muncul tekad untuk menimba ilmu lebih dalam lagi.  

                Sebagai seorang dokter, sebenarnya banyak sekali jalur yang bisa kita tempuh mulai dari praktek pribadi, pegawai negeri, dokter struktural, peneliti, ataupun menjadi seorang residen. Seorang residen harus memilih salah satu program studi untuk spesialisasi sesuai dengan apa yang kita minati. Untuk menjadi seorang residen memang banyak hal yang harus dipersiapkan. Mulai dari informasi pendaftaran, biaya, bekal ilmu, administrasi, TOEFL, dan lain-lain, tetapi hal yang terpenting adalah mempunyai tekad hati yang kuat. Pendaftaran ujian PPDS (Program pendidikan Dokter Spesialis) rata-rata dilaksanakan  2 kali dalam setahun, biasanya di bulan Maret dan September tergantung dari dimana kita mendaftar. Seringkali ada beberapa persyaratan khusus dalam pendaftaran, seperti pernah mengikuti pelatihan ATLS untuk program-program studi bedah, ACLS untuk program studi jantung dan pembuluh darah, dan lain lain. Jalur pendidikan yang diambil dapat secara pribadi, kiriman swasta, kiriman angkatan (TNI AU, AD, atau kepolisian) ataupun jalur kiriman daerah (DEPKES BK atau DIKBUD). Ujian biasanya terdiri dari 4 macam ujian, yaitu akademis sesuai program studi, ujian TOEFL, tes psikologis, dan ujian wawancara. Dalam dunia residen tekad kita akan benar-benar teruji. Dengan rentang pendidikan 3-6 tahun tergantung dari program studi yang diminati, tentu akan memperlukan bekal biaya dan dukungan keluarga yang cukup besar. Rencanakanlah dengan baik mulai dari program studi yang dipilih, pendaftaran, akademis, dan persiapan psikologis. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin.

                Kenalilah kelebihan dan kekurangan diri anda. Lakukan persiapan sebaik mungkin di jauh hari. Sebisa mungkin Anda harus mempunyai kelebihan dibanding calon residen lain. Kelebihan dapat berupa akademis atau non akademis. Jaga kesehatan saat ujian dan lakukanlah 200% dari kemampuan anda.

                Selamat berjuang, Semoga berhasil, Semangat !!

 

RD. Robin H. Wibowo

 

INFO KOREJAT