18 Sep 2020, 20:33
Yogi Ramdani Dibaca : 352THE BASE-ACS TRIAL RESULT dalam HUT RSHS 88
Pada hari Kamis tanggal 18 November 2011 bagian/subdivisi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Departemen Ilmu Penyakit Dalam kedatangan tamu dari bagian pusat jantung rumah sakit Katakunta, PORI, Finlandia, seorang profesor ahli jantung bernama Pasi Karjalainen yang bekerja di pusat jantung di rumah sakit tersebut dengan subspesialisasi intervensi. Pada kunjungan keduanya ke kota Bandung ini, beliau berkesempatan mengisi satu sesi ilmiah berjudul “The BASE-ACS TRIAL” dan berkesempatan melakukan satu kali tindakan intervensi di laboratorium kateterisasi jantung RS Hasan Sadikin.
Pada acara ilmiah “ The BASE-ACS Trial” yang menjadi bagian dari acara memperingati hari ulang tahun (HUT) Rumah Sakit Hasan Sadikin, Prof Pasi Karjalainen menyampaikan tentang hasil penelitian penggunaan stent yang dilapisi oleh titanium nitrit okside. Penelitian “ The BASE-ACS Trial” adalah penelitian ini merupakan ongoing research yang membandingkan bioactive stent/BAS (Titan 2) dengan everolimus eluting stent/EES. Penelitian ini rencananya dilakukan terhadap 1000 subyek pasien dengan lesi di LAD. Pasien kemudian dirandomisasi 1:1 untuk mendapatkan TITAN2 (BAS) atau ScienceV (EES). Saat ini penelitian sudah berjalan 1 tahun dengan hasil non inferiority/non significance difference. Didapatkan data MACE dalam waktu satu tahun kedepan, Yang membanggakan dari penelitian ini adalah diikutsertakannya 19 pasien dari Indonesia (Bandung) kedalam subyek penelitian multi-senter tersebut.
Substudy dari penelitian ini adalah melihat gambaran OCT (Optical Coherence Tomography) pada pasien yang dipasang BAS dibandingkan EES.
Ibnu Adams
OCT (Optical Coherence Tomography)
Dengan pencitraan OCT kita bisa menganalisis level strut (strut level analysis), berupa NIH (Neointimal Hyperplasia), area NIH,Binary strut coverage (%), dan apposisi. Disini kita bisa menentukan apakah strut apposed and covered, apposed but uncovered, malapposed, but covered, atau malapposed and uncovered.
Hasil “jepretan” OCT
Prof Pasi juga berkesempatan melakukan satu kali tindakan intervensi di laboratorium kateterisasi jantung RS Hasan Sadikin dengan kasus lesi bifurkasio di LAD percabangan D1. Tentu saja kunjungan beliau memberi tambahan ilmu dan pengalaman bagi bagian jantung dan pembuluh darah UNPAD. Semoga kunjungan beliau ke Bandung bukan yang terakhir, sehingga akan ada kunjungan-kunjungan berikutnya.